IMG-LOGO
Home Daerah Rambu Sudah Terpasang, Sosialisasi Sudah Jalan, Tapi Kesadaran Tertib Masih Mandek
daerah | samarinda

Rambu Sudah Terpasang, Sosialisasi Sudah Jalan, Tapi Kesadaran Tertib Masih Mandek

VNS - 24 Juni 2025 18:50 WITA
IMG
Berlakunya Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Camar dan Jalan Tekukur yang digagas oleh Dishub Samarinda. Foto:pia/Diskominfosmd

POJOKNEGERI.COM - Sejak diberlakukannya Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Camar dan Jalan Tekukur pada 12 April lalu, perubahan wajah lalu lintas di Samarinda mulai terasa. 


Namun, di balik kebijakan ini tersimpan tantangan besar membentuk budaya tertib masyarakat yang masih jauh dari harapan.


Meski Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda telah melengkapi ruas tersebut dengan rambu-rambu yang jelas dan melakukan sosialisasi intensif, pelanggaran masih kerap terjadi tidak sedikit pengendara yang nekat melawan arah, bahkan secara terang-terangan mengabaikan rambu lalu lintas.


Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, mengungkapkan keprihatinannya terhadap sikap sebagian warga yang belum memiliki kesadaran hukum dalam berlalu lintas.


"Penertiban sebenarnya sudah sering kali kita lakukan kita ini kan mau menuju kota peradaban tapi bagaimana mau mencapainya kalau masyarakat sendiri tidak mau berubah,”ujar Hotmarulitua Manalu.


Ia menegaskan bahwa pembangunan kota yang modern dan beradab bukan hanya tugas pemerintah melainkan tanggung jawab bersama. SSA, katanya, bukan sekadar pengaturan arus kendaraan melainkan bagian dari proses pendidikan masyarakat tentang pentingnya disiplin.


"Masa kita harus terus menerus menyediakan petugas di titik harusnya ketertiban itu muncul dari kesadaran pribadi. Ketika terjadi kecelakaan masa masyarakat mau menyalahkan pemerintah,”tutur Hotmarulitua Manalu.


Fenomena melawan arah ini menunjukkan bahwa sebagian pengendara belum memahami makna aturan sebagai bentuk perlindungan bukan pembatasan. Padahal, sistem satu arah diberlakukan demi kelancaran dan keselamatan semua pengguna jalan.


Hotmarulitua Manalu mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat, termasuk pemasangan rambu tambahan dan patroli rutin perubahan perilaku tidak bisa hanya bergantung pada tindakan represif.


"Kami sudah memasang rambu melakukan sosialisasi berkali-kali tapi masih ada yang bandel. Ini bukan sekadar soal aturan, ini soal karakter masyarakat," pungkasnya.


(Redaksi)