IMG-LOGO
Home Daerah Samarinda Siap Ikuti Perkembangan Zaman , AI Pemerintahan Akan Menjawab Anggaran, Efisiensi, hingga Rencana Pembangunan
daerah | umum

Samarinda Siap Ikuti Perkembangan Zaman , AI Pemerintahan Akan Menjawab Anggaran, Efisiensi, hingga Rencana Pembangunan

Alamin - 22 Juni 2025 16:16 WITA
IMG
Suparmin, Sekretaris Dinas Kominfo Samarinda/ist

POJOKNEGERI.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah rencanakan transformasi digital yang bukan sekadar modernisasi tapi revolusi mendasar dalam tata kelola pemerintahan.


Lewat penerapan kecerdasan buatan (AI), semua proses birokrasi, dari perencanaan anggaran hingga efisiensi program, bakal dilakukan oleh mesin pintar tanpa input manual.


“RKA itu nggak perlu diminta lagi. Kita narik langsung dari SIPD jadi datanya tinggal dicemplungin ke folder, nanti agen AI kita yang membaca dan memprosesnya dari kerangka acuan kerja (KAK),” ujar Suparmin, Sekretaris Dinas Kominfo Samarinda.


Ia mengatakan bahwa Wali Kota Samarinda dijadwalkan akan mulai menggunakan sistem AI ini secara langsung pada Agustus mendatang saat menyusun APBD 2026.


“Pak Wali nanti tinggal tanya berapa panjang jalan yang dibangun tahun 2025 Nggak perlu laporan, nanti AI-nya jawab langsung berdasarkan KAK,” ucapnya.


Alih-alih bergantung pada form atau input data secara manual sistem ini menggunakan pendekatan AI berbasis dokumen.


File Word atau PDF cukup disimpan di folder khusus, lalu agen AI yang ditanam akan membaca memahami konteks dan menghasilkan informasi tanpa campur tangan manusia.


“Ke depan nggak ada lagi istilah data processing manual,” tuturnya.


Saat ini, proyek ini dikembangkan secara in-house dengan anggaran kurang dari Rp2 miliar memanfaatkan 20 programmer lokal bergaji antara Rp5–8 juta per bulan.


Mereka mengembangkan teknologi dengan basis agen AI bernama Cloud dari Amazon dipilih karena terbukti paling akurat dari berbagai percobaan.


Namun, target utamanya adalah membangun mesin AI sendiri pada tahun 2028.


“Kita sedang menyusun modelnya sekarang tahun kedua mulai dibuka ke publik tapi tidak satu mesin dipakai rame-rame akan kita pecah jadi segmentasi, seperti layanan.samarinda.ai kesehatan.samarinda.ai, dan lainnya,” jelasnya.


Meski menjanjikan efisiensi dan kecepatan luar biasa, Ia tidak menampik adanya potensi dampak negatif.


“Yang bahaya itu hoaks pakai AI. Apalagi konten suara atau video yang dibuat oleh pengecut yang sembunyi di balik teknologi,” tegasnya.


Dalam jangka panjang AI bisa memangkas peran manusia di banyak lini, termasuk layanan publik. Tapi, menurutnya, itu hanya jadi ancaman jika SDM tidak siap.


“Kalau kita tidak mempersiapkan kompetensi kita kalah tapi kalau kita adaptif, AI itu bukan musuh, tapi partner kerja terbaik,” pungkasnya. (*)

Berita terkait