IMG-LOGO
Home Daerah Insinerator dan Pendidikan Dini, Jurus Baru Pemkot Samarinda Kendalikan Sampah
daerah | samarinda

Insinerator dan Pendidikan Dini, Jurus Baru Pemkot Samarinda Kendalikan Sampah

Mikhail - 08 Mei 2025 14:24 WITA
IMG
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, ketika memberikan pernyataan ke awak media. (POJOKNEGERI.COM/HARPIAH M)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Di tengah lonjakan volume sampah yang kini mencapai 604 ton per hari, Wali Kota Samarinda, Andi Harun tidak memilih jalan pintas.


Alih-alih hanya menambah armada angkut atau memperbanyak petugas kebersihan pihaknya memilih membangun perubahan dari akarnya cara berpikir dan budaya masyarakat.


Ia mengatakan bahwa persoalan sampah tidak bisa diselesaikan dengan pola lama perubahan mentalitas dan penggunaan teknologi modern adalah kunci utama.


“Kalau pendekatan kita tidak berubah, sampah akan terus bertambah. Omong kosong kalau kita pikir bisa kendalikan sampah dengan cara lama,” tegasnya.


Ia menjelaskan tahun ini, Pemerintah Kota Samarinda akan memasang sepuluh unit insinerator alat pemusnah sampah yang membakar sampah hingga habis dan mengurangi volume limbah secara signifikan.


Satu unit insinerator mampu mengolah 10 ton sampah dalam waktu 4 jam jika dioperasikan selama 8 jam sehari, 200 ton sampah bisa direduksi.


Bahkan, dengan pengoperasian 24 jam, jumlah tersebut bisa berlipat ganda.


“Kita bangun insinerator sekarang saat kota lain belum memikirkannya. Percayalah, dua tahun lagi Samarinda akan jadi kota yang paling siap mengendalikan sampah,” ucapnya.


Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini agar generasi mendatang terbiasa hidup bersih dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.


“Ini bukan sekadar urusan bersih-bersih. Ini tentang membangun peradaban kita ajari anak-anak sejak kecil bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari cara hidup kita,” ucapnya.


Gagasan besar itu juga mencakup upaya menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan masyarakat.


Pemerintah tengah merancang skema insentif melalui bank sampah dan program daur ulang yang melibatkan warga secara aktif.


“Bayangkan kalau sampah bisa jadi penghasilan warga akan punya motivasi kuat untuk memilah dan mengelola sampah. Ini yang sedang kami siapkan,” pungkasnya. (*)